Seni Menghancurkan Laki-Laki dan Perempuan

Seni Menghancurkan Laki-Laki dan Perempuan

Zakiego

Zakiego

@zakiego

Kita, manusia, dibentuk oleh berbagai macam hal yang berbeda.

Laki-laki, dilahirkan untuk menelan mentah-mentah rasa sakit. Dipaksa untuk kuat oleh keadaan. Berjuang untuk orang-orang yang ia sayang. Semua itu dijalaninya dengan senyum. Perihnya, ia sembunyikan di gelapnya malam.

Laki-laki, tidak meminta balas materi, atas apa yang ia perjuangkan. Dia tidak meminta apa-apa, kecuali satu hal: perjuangannya dihargai.

Saat perjuangannya dihargai. Hatinya akan mengikat kuat pada pohon yang menaunginya.

Sebaliknya, jika segala sakit yang ia tahan untuk waktu yang panjang, tak berarti apa-apa. Dia tak apa. Dia hanya akan berkemas. Berjalan. Merelakan dirinya dalam pelukan waktu. Mengarahkan dirinya ke mana takdir menuju.

Perempuan dilahirkan sebagai makhluk yang senang keindahan dan pujian. Bila parasnya direndahkan, lukanya teramat dalam. Meski itu hanya disampaikan lewat kata. Semua tak lagi sama.

Bila itu jalan untuk menyakitinya, itu pula jalan untuk meluluhkan hatinya. Pujian atas kecantikannya. Perempuan mendedikasikan hidupnya untuk terlihat indah. Dan perempuan adalah pemilik kecantikan sebenar-benarnya. 


Ditulis di Pelaihari, pada 19:47, 30 Desember 2023