Sebuah Penjelasan, Bagaimana Koding Bisa Mendatangkan Kebahagiaan

Sebuah Penjelasan, Bagaimana Koding Bisa Mendatangkan Kebahagiaan

Zakiego

Zakiego

@zakiego

Terdengar aneh, bagi kebanyakan orang, bagaimana koding bisa menjadi hal yang menyenangkan, mendatangkan kebahagiaan. Padahal yang terlihat di layar adalah sekumpulan huruf dan angka yang aneh.

Kita tidak akan membicarakan uang. Kita akan membicarakan, bagaimana sebenarnya bagaimana bahagia bekerja.


Bahagia datang dengan konsep yang sederhana, yaitu, ketika realita lebih indah daripada ekspektasi kita.

Contohnya, hari senin tiba, kita hendak pergi ke sekolah atau tempat kerja. Sedari subuh, hujan turun lebat. Hingga jam 7, tidak ada tanda-tanda bahwa hujan akan reda. Ekspektasi kita, hujan tidak akan reda sama sekali, setidaknya untuk tiga jam ke depan. Artinya, kita harus melewati derasnya hujan. Itu yang ada dalam kepala kita.

Tiba-tiba, keajaiban terjadi. Hujan reda, dan langit berubah menjadi sangat cerah. Kita senang. Mengapa? Karena ekspektasi awal kita yang buruk, hujan tidak akan reda, ternyata tidak menjadi kenyataan. Kenyataan justru berbalik, menjadi lebih indah dari apa yang kita pikirkan, hari menjadi cerah.

Tapi coba berhenti sejenak. Bagaimana jadinya, jika tidak ada hujan yang turun sejak subuh. Suhu udara biasa saja. Apa ekspektasi kita saat pagi nanti datang? “Oh, nanti pagi pasti cerah”. Dan saat pagi datang, cuaca cerah, sesuai ekspektasi, biasa-biasa saja, tidak ada kebahagiaan. Semua seperti biasa.

Begitulah bagaimana bahagia bekerja, ia terjadi ketika realita lebih indah dari ekspektasi kita.


Dengan konsep bahagia yang sudah dipahami, kita akan lanjut membahas bagaimana koding menjadi sebuah taman bermain yang membahagiakan.

Aktivitas koding sejatinya adalah proses untuk memecahkan sebuah masalah. Kita diberi sebuah masalah, lalu diminta untuk memecahkannya, entah itu berupa mengatasi error, meningkatkan kecepatan program, dll.

Saat duduk di depan layar, dengan masalah yang kompleks, kita akan merasa, “ini tidak akan mudah”.  Dua-tiga-empat jam berlalu. Kepala semakin panas. Solusi tidak juga ditemukan. Sudah puluhan artikel dibaca. Menghubungi kolega pun sudah, tapi masih juga buntu. Lima jam masih dengan kondisi yang sama, melelahkan, hampir frustasi.

Saat memasuki jam ke-enam, ada secercah harapan. Setelah melakukan beberapa penyesuaian kecil, dan, berhasil. Masalah terselesaikan.

Bagi yang pernah merasakannya, akan tahu seberapa senangnya momen tersebut. Seolah-seolah kita adalah penakluk dunia.

Dari sinilah datangnya kebahagiaan saat koding, ia berada saat kita berhasil memecahkan masalah. Setelah melewati lorong gelap, yang entah seberapa jauh panjangnya. Tapi satu hal yang pasti, bagi yang bersabar, akan ada kebahagiaan di pintu keluarnya.

Kembali ke konsep dasar kebahagiaan, saat melakukan koding, kita ber-ekspektasi tidak akan mudah. Apalagi ketika masalah tidak kunjung terselesaikan. Ekspektasi kita semakin berada di level yang kian buruk. Semakin suram ekspektasi itu, maka akan semakin bahagia rasanya ketika berhasil memecahkan masalah yang ada.

Di dalam aktivitas koding, siklus ini terjadi berulang, setiap waktu. Perasaan bahagia inilah yang membuat beberapa orang menjadi candu. Dan pada setiap hari, kita selalu dihadapkan dengan masalah yang berbeda-beda.

Atau jika tidak ada masalah, kadang, programmer membuat masalahnya sendiri, dengan membuat side project yang ribet, atau mungkin, belajar Rust.


Ditulis di Pelaihari, pada 17:26, 3 Maret 2024