Memaknai Kebelumberhasilan

Memaknai Kebelumberhasilan

Zakiego

Zakiego

@zakiego

Dalam hidup, tidak semua yang kita mau akan bisa dicapai dengan mudah. Beberapa hal memakan waktu lebih lama dari yang kita kira.

Seandainya semua yang kita ingin bisa terwujud dalam satu waktu, mungkin kita masih berada di kasur saat ini (—tertidur, dalam mimpi).

Hingga hari ini, ada keinginan yang ingin saya capai namun belum juga terwujud, padahal, saya telah meluangkan waktu untuk mempelajarinya, di antaranya:

  • Mengetik 10 jari dengan lancar
  • Menguasai bahasa pemrograman Golang dan Rust

Rasa-rasanya sudah beberapa kali saya belajar untuk mengetik 10 jari. Semangat untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya semangat itu reda, dan berakhir sama dengan sebelumnya, mengetik dengan jari semaunya.

Namun, alih-alih memvonis diri dengan mengatakan “saya tidak bisa”, saya lebih senang mengatakan pada diri sendiri bahwa “saya belum bisa”. Dan kemudian, bila kemauan itu muncul kembali, saya akan dengan senang hati kembali mencoba mempelajarinya.


Ada perbedaan mendasar antara kata “belum” dan “tidak”.

Saat mengatakan “tidak”, akan muncul tafsir dalam diri, “saya memang tidak bisa melakukannya, saya tidak berbakat, karena saya tidak berbakat maka saya tidak akan mempelajarinya lagi”.

Sedangkan kata “belum”, berbeda, ia mensugesti energi lebih positif ke dalam diri, bahwa kita masih memiliki ruang dan kemauan untuk menjadi “bisa”. Berangkat dari keyakinan, bahwa dengan kerja yang lebih keras, maka akhir cerita akan berakhir menjadi indah seperti yang dimau.

Ini bukan soal bakat. Lagi pula, saya tidak terlalu peduli dengan bakat. Saya percaya, semua ini tentang seberapa ikhlas kita menginvestasikan waktu dan tenaga dalam satu bidang yang ingin ditekuni.

Individuals who believe their talents can be developed (through hard work, good strategies, and input from others) have a growth mindset. They tend to achieve more than those with a more fixed mindset (those who believe their talents are innate gifts). This is because they worry less about looking smart and they put more energy into learning.

Individu yang percaya bakatnya dapat dikembangkan (melalui kerja keras, strategi yang baik, dan masukan dari orang lain) memiliki growth mindset. Mereka cenderung mencapai lebih dari mereka yang memiliki pola pikir fixed mindset (mereka yang percaya bahwa bakat mereka adalah bakat bawaan). Ini karena mereka tidak terlalu khawatir tentang terlihat pintar dan mereka mencurahkan lebih banyak energi untuk belajar.


Diselesaikan di Pelaihari, 27 April 2022 8:16 AM